Seputarsulutnews.co, Manado– Puluhan petugas kebersihan Kecamatan Tuminting, Rabu kemarin, terpaksa tidak menjalankan aktivitasnya sehubungan Bahan Bakar Minyak (BBM) sudah tidak disalurkan sejak empat bulan terakhir.
Selama itu, mereka terpaksa meminjam uang di koperasi untuk membeli BBM solar (armada truk) dan sebagian lagi berutang pada depot-depot BBM eceran yang dikenalnya.
‘’Dorang so nyanda kase torang mo utang minya. Soalnya tiring pe utang juga belum bayar,’’ kata salah satu petugas sampah. Makanya, semua armada dan petugas sampah tidak beroperasi tadi (15/11/2023).
Ini benar-benar miris. Di satu sisi keberadaan mereka sangat dibutuhkan, namun di sisi lain, pihak kecamatan sendiri kurang responsif.
Betapa tidak, selama kurang lebih empat bulan terakhir, mereka berupaya sendiri mencari BBM (Bahan Bakar Minyak) untuk pengoperasian enam armada truk. ‘’Kami diminta untuk cari BBM sendiri, apakah dengan cara berhutang atau pinjam uang pada orang lain untuk kepentingan pembelian BBM,’’ kata beberapa personil kebersihan di Tuminting.
Mereka mengaku sudah mengeluhkan persoalan ini ke Kecamatan, tapi belum ada solusi yang solutif. ‘’Kita tak bisa lagi mau utang pada orang lain, sebab utang-utang yang kami pinjam sebelumnya, belum terbayar. Kita juga malu,’’ kata salah satu petugas kebersihan.
Sementara itu, sejumlah kalangan ikut prihatin dengan persoalan yang dihadapi petugas kebersihan di Tuminting. Apalagi, kerja mereka cukup penting dalam dinamika perkotaan, khususnys Kota Manado. ‘’Setahu kami, Pak Walikota Andrei sangat peduli masalah kebersihan kota. Bahkan tak jarang Pak Wali sering memonitor langsung sampai ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Sampah, Kilolima, Sumompouw. Saya yakin, Pak Wali tidak tahu masalah ini. Tidak mungkin persoalan urgen seperti ini tidak mendapat perhatian,’’ kata Said Mustafa, warga tuminting.
Menurut mereka, persoalan ini sebenarnya sudah diketahui anggota DPRD Manado maupun salah salah satu staf khusus walikota. Sebab beberapa waktu lalu, para petugas kebersihan ini sudah melakukan pertemuan di kantor camat Tuminting, namun sampai Rabu kemarin, masalahnya belum teratasi. Padahal, uneg-uneg dan persoalah yang melilit petugas sampah sudah dikemukakan.
UPAH KECIL
Para THL (Tenaga Harian Lepas) kebersihan ini tidak hany menghadapi persoalan operasional. Selama ini mereka juga menerima upah di bawah UMR. Rata-rata mereka mendapatkan upah Rp2,600 setiap bulannya, sementara UMR Kota Manado sendiri lebih dari Rp3 juta.
Padahal kerja mereka cukup berat. Di samping harus bangun jam empat pagi untuk memulai aktivitasnya, mereka juga diperhadapkan dengan beragam jenis sampah yang harus dibersihkan
Meski upah relatif kecil, namun mereka diminta pihak kecamatan untuk potongan Rp300 ribu. Memang sebagian rela memberikan, namun sebagian lagi ogah untuk dipotong.
Karenanya, mereka berharap Walikota Manado Andtrei Angouw bisa memberi perhatian persoalan yang dihadapi mereka. (hid)