Seputarsulutnews.co, Langowan– Nuansa kerukunan beragama benar-benar terasa di Langowan, Minahasa. Di Desa Waleure, Langowan Timur, umat Kristiani yang menyambut perayaan Paskah dan umat Muslim yang bakal merayakan Lebaran Idul Fitri tahun 2025 ini sama-sama menghiasi jalan dengan lampu hias.
Uniknya, pemasangan lampu hias itu ada di dua jalan dan bertemu di satu titik perempatan. Lampu hias Paskah terpasang mulai dari depan Gereja GMIM Imanuel ke arah timur, dan lampu hias Lebaran Idul Fitri terpasang dari depan Masjid Baitul Ikhlas ke arah selatan.
Lampu hias Paskah diprakarsai PHRG (Panitia Hari-hari Raya Gereja) Jemaat GMIM Imanuel Waleure sementara lampu hias Lebaran merupakan kerja kolaborasi antara Pemuda Masjid Baitul Ikhlas Waleure dan komunitas muslim setempat.
Salah satu personil PHRG Jemaat Imanuel Waleure menyebutkan semula pihaknya memasang lampu untuk Paskah. Ternyata di persilangan jalan, ketemu dengan lampu hias Leberan. “Kami merasa ini yang memberi keunikan dan hanya ada di Waleure,” tutur salah satu unsur PHRG Jemaat Imanuel Waleure.
Sementara Yusuf Tawil, Ketua HKBI (Himpunn Keluarga Besar Islam) Desa Waleure, menyatakan fenomena ini bukan baru terjadi tahun ini. Sejak beberapa tahun lalu, meski diprakarsai panitia masing-masing tapi lampu hiasan tetap ketemu di satu titik. “Tadinya tidak ada koordinasi sama sekali. Tapi ketika kegiatan di lapangan terlihat benar-bena sinergis,” tambahnya.
Kepala Desa Waleure Kecamatan Langowan Timur, Tatty Femy Pangkey menyebut fenomena titik temunya lampu hias Paskah dan Lebaran memberi gambaran bahwa kerukunaan masyarakat Desa Waleure sudah lama terbangun. “Itu aksi yang diprakarsai sendiri oleh masyarakat yang sudah lama hidup dalam perbedaan baik entitas-religitas,” tutur Kuntua Tatty, sapaan akrabnya.
Menurut dia, adanya fenomena ini ke depan bisa didesain yang lebih bagus dan lebih luas lagi dengan mencerminkan menyatunya keberagaman masyarakat dari berbagai simpul perbedaan. “Pemerintah Desa Waleure tentu merasa bersyukur bahwa desa moderasi beragama untuk Waluere bukan sekadar konsep, tapi telah dimplementasikan oleh masyarakat yang memiliki bebagai latar belakang perbedaan. Ke depan, kita bisa kolabarasikan lebih baik lagi sehingga bisa juga memberi dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat,” tambahnya.(*/yren)